Staf Admin

Staf Admin

Staf Admin

Comments Off on Staf Admin

Aku bekerja disatu perusahaan trading, di divisi marketing. Tugasku lebih banyak pada mendesain program pelatihan dan pengembangan bagi tenaga marketing dan sales di kantor pusat dan cabang2. Ketika ada kesempayan untuk menambah tenaga admin, aku memilih tenaga fresh yang baru lulus SLTA saja sehingga biaya lebih murah dan dapat dikembangkan sendiri, toh tugas utamaku juga dalam bisang pengembangan dan pelatihan. Aku memberikan spesifikasi tenaga yang dibutuhkan ke HRD. HRD senang dengan permintaanku karena mereka punya stok banyak untuk tenaga yang aku minta. Dalam waktu yang singkat aku mendapatkan beberapa file calon karyawan. File2 itu aku pelajari semuanya secara detail. Aku tertarik pada satu pelamar, Mita namanya. Dia melampirkan foto postcard seluruh tubuh. Cantik, mata rada sipit walaupun dia bukan amoy, rambut dipotong kaya lelaki, pendek tapi sangat sesuai dengan bentuk wajahnya, menambah kecantikannya. Terlihat toketnya tidak terlalu besar, paling tidak itu kesan yang kelihatan dari fotonya. Mungkin tersamar karena bahunya rada bidang. Pahanya kelihatan kencang, kebetulan dia pake rok mini difotonya. Aku lihat hobinya, ternyata berenang dan katanya masih rutin dilakukannya seminggu sekali. Gak heran kalo pahanya kencang begitu dan bahunya bidang. Artinya dia perenang yang serius, berenang untuk olahraga – gak cuma buat pamer bodi di kolam renang. Aku pengen liat dia bongkok gak, biasanya perenang kan rada bungkuk karena pundaknya ada punuknya, onta kali berpunuk. Satu cara untuk “jual diri” dalam proses seleksi, marketing banget kan. Data lainnya yang mendukung adalah dia tipe orang yang berprestasi, terlihat nilai waktu SLTP dan A selalu masuk 3 besar. Dia juga membekali diri dengan mengikuti kursus komputer sehingga menguasai software office dan bahasa Inggris. Tipe orang yang pengen maju dan tau apa yang dia butuhkan untuk maju. Dia tau untuk menambal kelemahannya yaitu belom berpengalaman karena baru lulus. Aku mengembalikan semua file dan minta ke HRD supaya Mita diinterview dan di tes, memang prosedur rekrutmen HRD seperti itu. Mereka heran juga kenapa aku cuma milih satu calon. alesanku yang laennya payah semuanya. Bagusnya dari interview awal dan tes HRD dia lulus, aku diberi laporan hasilnya. Dari data yang disampaikan HRD bener dugaanku bahwa Mita tipe orang berprestasi, punya target dalam hidup, ambisi sehingga pengen maju, pekerja keras untuk mencapai targetnya. Aku ketemu diatidak dikantor, aku sengaja interviewnya di food court sebuah mal. Aku minta dia datang dengan pakean kasual. Aku mau lihat bagaimana dia menjaga penampilannya. Pada harinya kulihat Mita datang, dengan menggunakan pakean kasual, celana jins yang tidak belel dan blus batik tangan pendek, dia juga mengenakan sepatu, bukan sandal atau sepatu olahraga. Lulus satu point dalam penampilan. Karena blusnya rada ketat kelihatan bentuk toketnya tercetak di blusnya, gak kecil2 amat kok, pinggul dan pantatnya besar juga dan pahanya kenceng tercetak di celana jins ketat yang dikenakannya. Jadi ngeres aku melihat ini semuanya. Aku menginterviewnya dengan menggunakan bahasa inggris, dia berusaha keras untuk menjawab dengan bahasa inggris yang baik dan benar walaupun tidak lancar, benar tipe berprestasi. Terakhir aku menanyakan kesanggupannya untuk bekerja tanpa batas waktu, tentunya kalo ada event pelatihan. Dia bilang no problemo, cocok deh, dia pekerja keras, Aku terima dia dan minta dia ketemu HRD untuk bicara tentang paket kompensasinya. Setelah semua prosedur rekrutmen selesai, Mita mulai bekerja, dia orang yang quick learner, cepat mengerti mengenai prosedur kerja yang aku terangkan, selalu mencatat hal2 yang dianggap penting dan berusaha untuk melakukannya dengan konsisten sehingga aku gak perlu membetulkan hasil kerjanya. Orangnya juga pandai bergaul (belum tau bisa digauli gak ha ha), dia cepat sekali bisa berinteraksi dengan temen2nya satu bagian dan dengan orang2 marketing/sales yang urakan dan senengnya ngomong yang prono. Dia bisa mengimbangi joke prono yang dilontarkan kepadanya, gak terlihat malu malah bisa menyerang balik kalo diledek. Sebentar saja Mita menjadi favorit di Marketing.

Aku ditugaskan kantor untuk menyelenggarakan rapat kerja untuk tim marketing sales untuk seluruh indonesia. Semua anggota tim aku kerahkan, karena Mita masi baru, aku kasi kerjaan yang bisa dihandle dari kantor, gak usah keluar kantor. kerjaannya yang dihandle beres semuanya. Memang yang akan hadir jumlahnya besar sehingga tempat dan penginapan perlu diatur.Hotel langganan kantor diluar kota gak bisa menampung seluruh yang akan hadir karena kebetulan pada tanggal yang ama ada perusahaan lain yang menyelenggarakan seminar di hotel tersebut. Akhirnya terpaksa menginapnya menggunakan hotel laen yang ada deket hotel itu. aku usahakan agar peserta raker bisa menginap di hotel itu dengan manambah extra bed, tim support seperti tim aku yang nginep di hotel laennya. Pada harinya semua timku dikerahkan untuk mengatur jalannya raker, aku tinggal di kantor bersama Mita untuk mengerjakan tugas rutin. Karena sudah biasa menyelenggarakan event seperti itu, timku sudah sangat expert sehingga bisa dilepas. Hari kedua aku mengajak Mita kelokasi setelah makan siang, aku bilang nginep semalem karena setelah penutupan masih harus membereskan administradsi hotelnya. Ketika sampai dihotel aku gak cek in dulu tapi langsung ke ruang acara, terlibat dalam hingar bingarnya raker sampai acara selesai. Semua peserta langsung kemnbali ke Jakarta setelah acara selsai, yang dari luar kota sudah di book kan hotel semalem lagi di Jakarta. Tiket pesawat mereka sudah di reconfirm semuanya. Tinggal aku dan Mita yang masih stay di hotel untuk membereskan administarsinya. Memang aku tidak book kamar di hotel karena aku pikir dah kosong karena peserta raker kan dah cek out semuanya. Setelah memeriksan semua bon2, dan minta tagihan dikirim ke kantor, aku cek in. Terkejut aku karena hotel ternyata masi penuh, karena ada rombongan baru masuk. Mereka bisa mengusahakan satu kamar saja untukku for free. di hotel satunya juga penuh lagi. “Gimana Mit, cuma dapet satu kamar, apa kita mo balik Jakarta aja. Kamu capek kayanya ya”. Memang kelihatan sekali kalo Mita dah cape beberes. “Ya udah lah pak, gak apa kok sekamar ma bapak, asal jangan macem2 aja”, jawab Mita sembari tersenyum. “Gak macem2 kok Mit, aku cuma semacem ja doyannya”. “Ih mulai deh genit”, kata Mita sembari mencubit lenganku. Kaget juga aku dengan responsnya yang manja kaya gitu, selama ini Mita gak pernah kelihatan manja gitu. Karena Mita gak keberatan ya aku ambil kunci kamarnya.

Kamarnya satu ranjang besar lagi, ya udah karena penuh pasti gak bisa minta kamar dengan 2 ranjang terpisah. Aku menyilahkan Mita mandi dulu. Dia mengeluarkan pakean tidur dari tasnya. Hotel menyediakan peralatan mandi standard, handuk dan sabun serta shampoo, sekalian ada odol dan sikat gigi, masing2 2 set. Kebetulan kamar yang disediakan ada fasilitas pemanas aer dan kopi, teh serta gula. Aku memanaskan air aqua yang ada di pemanas air. Setelah mendidih, aku menyeduh kopi, kutambahkan gula, dan kunikmati sedikit2 karena panas. Mita lama juga mandinya, mungkin dia sekalian keramas. Kopiku habis, baru Mita keluar kamar mandi dengan menggunakan seragam tidurnya – celana pendek dan kaos gombrong, rambutnya yang pendek dikerudungi handuk. Dia membawa keluar pakean yang dikenakannya tadi. Giliran aku yang mandi. Keluar kamar mandi, aku hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong ja. “Mo minum kopi Mit”. “Gak pak, ntar gak bisa bobo”. “Minum teh juga ada tuh, seduh aja air aquanya dulu”. “Gak usah pak, Mita minum air putih aja”. Karena sudah lelah aku berbaring di satusisi ranjang. Mita duduk disisi lainnya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk. Setelah kering dia merapikan rambutnya dan berbaring disebelahku. “Lampu kamar aku matikan ya”. “Iya pak, Mita gak bisa bobo kalo terang”. Lama juga aku gulak gulik di ranjang tapi mata gak mau terpejam, malah adikku mulai mengeras karena berbaring bersebelahan dengan cewek cantik yangs sexy. aku menoleh ke arah Mita, kulihat dia juga belum tidur, padahal dah sama2 lelah. “Gak bisa bobo ya Mit, aku pindah ke ubin aja ya”. “Jangan pak, ntar bapak sakit”, katanya sambil memegang tanganku karena aku dah bangun untuk turun ranjang. Dia malah menarik tanganku sehingga aku berbaring lagi. aku berbalik ke arahnya dan memandanginya. “Napa pak”, tanyaMita sambil berbalik kerahaku. “Kamu cantik Mit, makanya aku gak bisa bobo”, kataku merayu. “Mulai deh semacemnya”. “Kok semacem?” tanyaku gak ngerti. “Tadi kan bapak bilang gak macem2, cuma semacem”, jawabnya sambil tertawa. “Kamu dah punya pacar Mit”. “Dak pak”. “Kalo pacaran ngapain aja”. “Kok nanya2 sih pak, itu kan private. Bapak lagi muda kalo pacaran gimana”. “Ya gitulah, ciuman, trus ramah deh”. “Ramah?” Mita gak ngerti rupanya. “Iya, rajin menjamah”. “Ih bapak”, sembari mencubit lenganku lagi. Kutangkap tangannya yang mencubit lenganku, kucium jari2nya. Mita membiarkan aku mencium jari2nya, “Kalo cium yang laen boleh gak Mit”. Mita diam saja, dia cuma tersenyum. Aku menggeser badanku mendekat ke dia, kucium pipinya, dia masih diam saja malah telentang. Aku gak sabar lagi, segera kusergap bibirnya dan kukulum dengan napsu. Mita malah memelukku dan menyambut ciumanku denga gak kalah hangatnya. “Pak, Mita tu suka lelaki kaya bapak”, katanya ketika kami dah melepaskan bibir yang bertaut. “Mangnya aku kaya apa dimata kamu”. Mitasuka ma lelaki yang dewasa, umur dan pembawaannya. Mita gak suka lelaki yang seumuran. Pacar Mita umurnya jauh diatas Mita”. Mungkin karena bapaknya sudah lama menghadap yang kuasa, sejak Mita masih kecil.

aku kembali mencium bibirnya sembari mengusap2 punggungnya. Setlah beberapa lama ciuman, aku mulai menggerayangi toketnya dan mulai meremas2 toketnya dari luar kaosnya. “Paaaak…” lenguhnya membiarkan aku meremas2 toketnya dengan gemas. pentilnya mulai mengeras dan kuplintir2 masih dari luar kaosnya. “Lepas ya kaosnya”. Mita mengangguk, segera kulpeaskan kaos Mita, dia mangangkat tangannnya keatas untuk mempermudah aku melepas kaosnya. Toketnya yang bunder kenceng dihiasi denagn pentil warna pink yang dah mengeras, “pentil kamu besar ya Mit, suka diemut2 ya”. Dia cuma mengangguk. Aku mulai menjilati pentilnya sembari terus meremas toketnya. Mita menggeliat2, “pak, geli…” Aku lalu mulai mengemut pentilnya, mula2 pelan, lama2 kusedot2 sehingga Mita makin menggelinjang, dadanya dibusungkan karena kenikmatan yang dia peroleh dari emutan dipentilnya. Tangan satuku mulai menjelajah ke selangkangannya, kegesek selangkangannya, Mita gak pak cd lagi kayanya. Tanpa bertanya lagi kulepas celana gombrongnya. Mita membiarkan tindakanku malah mengangkat pantatnya keatas. Jembutnya lebat juga melingkupi no noknya yang kelihatan masi rapet. Ciumanku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya. Dia menggelinjang kegelian, “Geli pak “. Dia makin menggeliat ketika lidahku menyelusuri toketnya dan turun di belahannya. Aku terus memainkan lidahku di toketnya tapi tidak sampai ke pentilnya. “Pak diisep lagi pentilnya dong, nanti Mita isep kon tol bapak juga”, dia mendesah2. Aku terus saja menjilati daerah sekitar pentilnya, tapi pentilnya tidak kusentuh. kemudian ciumanku turun ke arah perutnya sambil mengusap2 daerah no noknya yang sudah basah karena napsunya sudah berkobar2. “Mit, kamu udah napsu banget ya, sampe basah begini”, kataku sambil meneruskan usapan. Dia gak tahan lagi, kepalaku ditarik dan didekatkan ke pentilnya. “Diisep dong pak”, rengeknya. Aku segera mengisap pentilnya sambil meremas toketnya. “Terus pak, diisep yang keras pak, enak pak akh”, erangnya. Aku mengemut pentilnya bergantian, demikian pula toketnya diremas bergantian. Sesekali kuelus it ilnya. aku mulai menciumi pusernya, Mita makin menggeliat kegelian.

Aku kemudian bangkit, melepas kaos dan celana pendekku, karena aku gak pake cd juga maka nongollah kon tolku yang besar dan panjang dan sudah ngaceng dengan kerasnya. “kon tolnya besar dan panjang ya pak, keras banget lagi”, katanya sambil menciumi kon tolku dan mengenyot kepalanya. Kepalanya kemudian dijilati dan jilatannya kemudian turun ke arah bijinya. Seluruh kon tolku dijilati. “Enak Mit, terusin dong emutannya. Sering ngemut kon tol cowok kamu ya”. Kemudian dia memutar tubuhnya sehingga posisinya menjadi 69. “Ni jembut lebat banget”, kataku sambil mengelus2 jembutnya yang sudah basah karena lendir no noknya. Aku mulai menjilati no noknya. “Enak pak, terus”, dia mengerang keenakan, dan makin menggelinjang ketika lidahku menyentuh it ilnya. kon tolku diemut dengan keras, kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolku dimulutnya. Akhirnya dia gak bisa bertahan lebih lama lagi, dia nyampe kerana it ilnya kukenyot2, “pak , Mita nyampe pak , aakh”. kon tolku terus dikocok dengan cepat dan keras. “Mit, aku mau ngecret juga Mit”, kataku terengah.

Segera kepala kon tolku diemut lagi dan dikenyot dengan keras, dia terus mengocok kon tolku sampai akhirnya aku ngecret dimulutnya. Banyak banget pejuku nyembur sampe meleleh keluar dari bibirnya. kon tolku terus dikenyotnya sampe denyutan ngecretnya hilang baru dilepas. pejuku ditelannya tanpa rasa jijik, “Mit nikmat banget ya emutanmu, pastinya emutan no nokmu lebih nikmat lagi ya”, kataku terengah. Dia berbaring disebelahku, dipeluknya badanku. Belum dien tot saja dia sudah ngasih aku ke kenikmatan.

Setelah itu kami membersihkan diri di kamar mandi. Didalam kamar mandi pun kami saling membersihkan badan. kon tolku mengeras lagi ketika dikocok2 pelan2, dia jongkok didepanku dan mengemut kon tolku lagi, langsung saja kon tolku ngaceng dengan kerasnya. Kepalanya bergerak maju mundur memasuk keluarkan kon tolku dimulutnya. Aku gak bisa menahan diri lagi, langsung dia keseret ke ranjang lagi. dia kutelentangkan dan aku menaikinya. Dengan gak sabaran kuarahkan kon tolku ke no noknya. Segera kon tolku nancep dino noknya, terasa sekali no noknya melebar untuk menampung kon tolku yang kuenjotkan pelan2 sehingga makin nancep di no noknya, “Enak pak, ssh”. Aku mengenjotkan badanku maju mundur supaya kon tolku bisa nancep dalem di no noknya, sehingga terasalah gesekan kon tolku dino noknya. Nikmat banget rasanya. Sedang nikmat2nya, aku berhenti mengenjotkan kon tolku. Dia kusuruh nungging diranjang lalu kumasukkan kon tolku dari belakang. Mulailah aku mengenjotkan kon tolku dari belakang. Sambil mengenjot, toketnya yang mengayun2 seirama enjotanku kuremas2. “Akh pak , nikmat banget pak . kon tol bapak nancepnya dalem banget pak , Sesek no nok Mita rasanya, gesekan kon tol bapak kerasa banget, enjot terus yang cepet pak , Mita udah mau nyampe lagi”, erangnya. “Cepet banget Mit”, kataku. “Abis nikmat banget sih kon tol bapak, jadi Mita gak bisa nahan lagi”, erangnya. Aku makin cepat mengenjotkan kon tolku keluar masuk sampe akhirnya dia menggelinjang dengan hebat, “Akh pak , Mita nyampe lagi, Mita lemes pak “, erangnya terengah2. Karena dia mengeluh lemes, aku mencabut kon tolku yang masih perkasa dan minta diemut lagi.

Aku telentang diranjang dan dia menelungkup diatas selangkanganku. Kembali kon tolku diemut2 sambil dikocok2 dengan cepat dan keras, sampe akhirnya, “Mit, aku ngecret lagi Mit”. Aku mengecretkan pejuku lagi didalem mulutnya. Walaupun ini yang kedua, pejuku tetep saja banyak ngecretnya. Seperti tadi pejuku ditelennya sambil terus mengemut kon tolku. “Wah kamu pinter banget manjain lelaki ya Mit, enak dong cowok kamu. Sering maen dong ya”. “Sering pak, tapi ma bapak jauh lebi nikmat, abis kon tol bapak gedean dari dia punya sih”. “Mangnya dia punya kecil ya Mit”. “Tadinya Mita kira segitu dah gede, gak taunya bapak punya lebi gede, panjang lagi. Pak, Mita lemes”. “Ya udah kita bobo ja, Besok kan Sabtu, kamu gak buru2 mesti pulang kan”. “enggak pak”, Gak lama lagi kami berdua terlelap sudah.

Paginya aku terbangun karena Mita turun dari ranjang. Dia dah bangun duluan, dia kekamar mandi, kayanya pipis, skat gigi dan cuci muka. Setelaj itu giliran aku melakukan hal yang sama. “Mo minta sarapan dikirim ke kamar?” “Kalo bisa lebi baik pak”. Aku menelpon room service minta sarapan dikirim ke kamar. Aku memeluk Mita. Bibirnya langsung kucium dengan penuh napsu, lidahnya yang dijulurkan ke mulutku kuisep kuat2 juga. Aku melingkarkan tangan di lehernya dan langsung meremas2 toketnya. Aku terus saja meremas2 toketnya, pentilnya yang sudah mengeras langsung kujilati. Dia jadi menggelinjang kegelian. Jilatanku turun terus ke bawah, ke pusernya dan terus menciumi no noknya yang sudah basah. “Mit kamu sudah siap dien tot ya, udah basah begini”, kataku. Sambil mengulum bibirnya, aku mengelus2 pinggulnya, kemudian mulai mengilik no noknya dan akhirnya it ilnya yang menjadi sasaran. Dia mengangkangkan pahanya supaya aku mudah mengakses no nok dan it ilnya. Dia menggeliat2 saking napsunya. Jariku makin cepet menggesek it ilnya, dia mengangkat2 pantatnya karena sudah pengen banget dienjot, “Ayo dong pak , Mita dien tot, udah pengen banget kemasukan kon tol bapak lagi”, rengeknya. Bersamaan dengan itu bel kamar berbunyi. Mita segera menghilang kekamar mandi danaku mengenakan celana pendekku. Aku menerima pesanan sarapan dan meletakkannya di meja. Setelah petugas pergi, Mita keluar dari kamar mandi. “Lagi asik diga ggu ya pak’. “Ya udah, kita sarapan ja dulu, nambah stamina. Dah gitu baru maen. Kan kita punya waktu sampe cek out nanti”. Kami segera menyerbu sarapan, karena memang dah laper dan keduanya dah pengen maen lagi. Setelah sarapan habis, kembali kami bergumul diranjang.

Sebentar saja digumuli Mita dah napsu banget. Aku kemudian menelungkup diatasnya, kon tol kuarahkan ke no noknya dan kepalanya mulai nancep di no noknya, “Akh, enak pak , masukin semuanya pak”, lenguhnya. Aku mulai mengenjotkan kon tolku keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu enjotan keras seluruh kon tolku nancep semuanya di no noknya, “Akh, enak pak, masuk semuanya ya pak, no nok Mita sampe sesek banget rasanya kesumpel kon tol bapak”. Aku terus mengenjotkan kon tolku keluar masuk makin cepat dan keras. “Enak pak, terus pak, enjot yang cepet dong”, rengeknya terus. Setengah permainan aku mencabut kon tolku dari no noknya, “Kenapa dicabut pak, belum nyampe”, protesnya. “Variasi dong”, jawabku sambil menjepitkan kon tolku yang keras banget di toketnya. Dia menjepit kon tolku dengan toketnya, aku bergerak maju mundur, menggesekkan kon tolku di toketnya. Ketika aku memajukan kon tolku, kepalanya diemutnya sebentar dan kemudian terlepas karena aku memundurkan lagi, terus seperti itu. “Enak Mit”, erangku. Setelah puas menggesek kon tolku ditoketnya, aku berubah posisi lagi.

“Kamu sekarang diatas ya Mit”, kataku sambil berbaring. Segera dia menaiki badanku dan menempatkan kon tolku yang ngaceng tegak di no noknya. Dia menurunkan no noknya pelan2 dan bles, kon tolku mulai ambles di no noknya, “Akh, enak banget pak “, lenguhnya. Dia menaik turunkan pantatnya dengan cepat sehingga kon tolkupun makin cepat terkocok2 didalem no nokku, nikmat banget rasanya. “Enak Mit, terus yang cepet”. Dia merunduk dan mencium bibirku, aku memeluk punggungnya sambil gantian mengulum bibirnya sambil meremes2 toketnya yang berguncang2 seiring dengan naik turunnya badannya mengocok kon tolku. pentilnya kuplintir2. Dia makin bernapsu mengocok kon tolku dengan no noknya. Aku memegang pinggulnya sementara dia terus mengocok kon tolku. Kocokannya makin kencang, “pak, Mita sudah mau nyampe nih”, katanya terengah. Aku meraba it ilnya dan kukilik2, ini mempercepat proses dia nyampe, “Akh, pak , Mita nyampe, akh nikmatnya”, lenguhnya dan dia ambruk menelungkup dibadanku.

Dia mengeluarkan kon tolku dari no noknya, masih perkasa kon tolku. Kemudian kon tolku diciumi dan kepalanya diemut, kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolku dalam mulutku. “Mit, kamu lihai urusan ranjang nih, latihan terus ma cowok kamu ya”. Dia tak menjawab, kon tolku terus diemut sambil dikeluar masukkan di mulutnya, batangnya dikocok2 dengan cepat. “Akh enak banget Mit” erangku. Cukup lama dia mengemut kon tolku. karena sudah ngecret 2 kali, aku bisa bertahan lama sekali. kon tol kukeluarkan dari mulutnya dan dia kusuruh nungging dipinggir ranjang.

Dari belakang sambil berdiri aku mencolokkan kon tolku lagi kedalam no noknya, sekali enjot kon tolku sudah amblas semua ke no noknya, “Akh, enak banget pak”, erangnya. Aku mengenjotkan kon tolku keluar masuk no noknya, karena sambil berdiri enjotanku menjadi lebih keras dan lebih cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata2. filmbokepjepang.com Aku meraba2 lubang pantatnya, kemudian jari kutusuk2kan kepantatnya. “pak sakit”, protesnya. Aku berhenti menusuk2 pantatnya, pinggulnya kupegangi sambil mengenjotkan terus kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Aku membungkuk dipunggungnya supaya bisa meremes2 toketnya yang berguncang2 seirama dengan sodokanku. pentilnya kembali kuplintir2. “Enak pak , terus enjotannya, Mita udah mau nyampe lagi pak “, erangnya. “Cepet kok Mit, aku belum ngerasa apa2”, kataku sambil terus mengenjot no noknya. Akhirnya dia tak bisa nahan lebih lama lagi, “pak , Mita nyampe pak , akh”, dia tersungkur diranjang karena lemes, kon tolku tercabut dari no noknya, masih keras dan berlumuran lendirnya.

Aku tidak memberi kesempatan dia istirahat, dia kutelentangkan dan kon tol kumasukkan lagi ke no noknya, terus mulai kuenjot lagi keluar masuk dengan cepat dan keras. “pak, kuat amat sih, Mita udah lemes pak, abis udah 2 kali nyampe”, lenguhnya. aku tidak memperdulikan lenguhannya, terus saja kon tol kuenjotkan keluar masuk. Makin lama enjotanku makin cepet dan keras, dia sudah pasrah saja telentang keenakan. toketnya kuremes2 sambil kuplintir2 pentilnya, akhirnya “Mit aku ngecret”, dan pejuku menyembur dino noknya. Dia memeluk dan mengelus2 punggungnya. “pak, nikmat banget ngen tot dengan pak , istirahat dulu ya pak , Mita udah lemes banget”, aku mencabut kon tolku dan rebah disebelahnya. Tak lama kemudian kami tertidur lagi kelelahan.
Ketika terbangun, hari dah siang. Dia terbangun karena elusanku ditoketnya, “Udah waktunya cek out ya pak”, katanya setengah ngantuk. “Belum, masih bisa seronde lagi ya Mit”, jawabku. Dia kupeluk dan bibirnya kucium, dia membalas memelukku. kon tolku mulai diremes2nya sehingga terasa keras sekali. Aku sudah siap nyodok no noknya lagi. Dia bangun dan mulai mengisap kon tolku, dia merubah posisi menjadi 69. no noknya kujilati, dia mengangkangkan pahanya sehingga aku bisa menjilati it ilnya. Isepannya menjadi melemah karena serangan di no noknya, “pak, bapak ahli banget ngasi kenikmatan buat Mita”, katanya sambil mengocok2 kon tolku. “pak, Mita sudah napsu banget, dimasukin lagi dong pak”, pintanya.

Aku sudah napsu juga, segera dia kutelentangkan, kunaiki dan kon tol kutancapkan lagi ke no noknya, kemudian mulai kuenjotkan keluar masuk. Sebentar saja seluruh kon tolku sudah nancap kembali di no noknya, enjotannya tambah cepat dan keras, “Enak banget pak”, erangnya. Aku terus saja mengenjot no noknya dengan kon tolku. Akhirnya kembali dia mengejang keenakan, “pak, Mita nyampe pak. pak pinter amat sih nyodok no nok Mita, sebentar saja Mita sudah nyampe”, lenguhnya. Aku terus saja mengenjotkan kon tolku keluar masuk. Cukup lama aku mengenjot no noknya dengan kon tolku sampe akhirnya dia nyampe lagi, “pak, Mita nyampe lagi pak, bapak lama banget sih ngecretnya, Mita udah lemes banget pak”, erangnya. Aku terus saja mengenjot no noknya sampe akhirnya “Mit, aku ngecret”, aku menancapkan kon tolku dalem2 di no noknya dan terasa semburan pejuku di no noknya. “Nikmat banget no nok kamu Mit, bisa kedutan, kerasa kaya diemut sama mulut”, kataku. Kemudian kucabutnya kon tol dari no noknya dan berbaring disebelahnya. “Mit, nanti sore kita lanjut lagi yuk, kita ngen tot semalem lagi”, kataku. “Dimana pak?” “Ya ditempatku lah. Kalo nginep semalem lagi kan menyolok”. Dia hanya tersenyum dan kemudian kita bebenah karena dah deket waktu cek out.

Di perjalanan kami mengisi perut dulu karena memang sudah waktunya, setelah itu baru keapartmentku. Tipe studio tetapi ada mezanin nya, semacam balkon. Kamar tidurnya diatas, tanpa tembok lagi sehingga melalui pagar mezanin bisa langsung melihat kebawah. Sampe disitu dah menjelang sore. Dia duduk disofa. Aku masuk kamar mandi, ketika keluar aku hanya mengenakan celana pendek dan t shirt. “Asik ya apartmen nya, ada balkonnya. Punya bapak ya”. Aku mengangguk. “Bapak sendirian, mangnya gak ada keluarga?” Aku menggelengkan kepala, dia juga gak nanya lebi jauh. Aku mengambilkan can soft drink dingin, kubukakan untuknya. Dia meminumnya. “Mau mandi Mit?’ tanyaku sambil memeluknya. Dia kucium sambil segera meremas2 toketnya kembali. Segera dia kutelanjangi, toketnya kuciumi dan pentilnya kuemut2, segera saja pentilnya mengeras. Aku segera saja mengiliki2 it ilnya. “pak, kok napsu banget sih sama Mita”, tanyanya. “Abis ngen tot sama kamu nikmat banget sih”, jawabku. “Mita kan juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kon tol pak “, katanya. Kemudian aku melepas celana dan t shirtku, aku tidak mengenakan CD. kon tolku sudah ngaceng dengan keras. Aku duduk di ubin di depannya, kakinya kukangkangkan. Badannya kuseret sehingga dia setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahku mulai menggesek no noknya dari atas ke bawah. it ilnya menjadi sasaran berikutnya, kujilat, kuhisap, kadang kugigit pelan, kujilati lagi, “pak, enak banget pak, terus pak”, erangku. Aku terus menjilati it ilnya sampe dia nyampe. “Akh pak , belum dien tot Mita sudah nyampe, pak lihai banget deh makan no nok Mita”, katanya.

Aku berdiri, dia kutarik supaya duduk. kon tolku tepat ada dimukanya, segera saja digenggam dan diemut kepalanya. Dia mulai mengeluar masukkan kon tolku sambil batangnya dikocok2 dengan cepat dan keras. Aku mengejotkan kon tolku pelan dimulutnya seperti sedang mengen toti mulutnya. Beberapa saat kemudian, aku berbaring disofa, dia segera menaiki badanku dan menancapkan kon tolku di no noknya, disentakkannya badannya kebawah dengan keras sehingga sebentar saja kon tolku udah nancep semua di no noknya. Dia menaik turunkan pantatnya dengan cepat sehingga kon tolku terkocok oleh no nokku dengan cepat juga, “Akh nikmat banget Mit”, erangku. aku menahan badannya sehingga dia berhenti mengenjot. kon tol kukeluarkan dari no noknya, dia kusuruh telungkup menungging di sofa dan kembali kon tol kutancapkan ke no noknya dari belakang. Bles, kon tolku langsung saja nancep semuanya ke no noknya, “Akh, nikmatnya,”, kali ini aku yang menggerang. Aku langsung mengenjot no noknya dengan cepat dan keras. Terasa sekali kon tolku menggesek no noknya, kalo dienjotkan dengan keras terasa kon tolku nancep dalem sekali di no noknya. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba2, “akh pak, Mita nyampe, pak”. Aku terus saja mengenjotkan kon tolku keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya , “Mit, aku ngecret, nikmat banget rasanya Mit”, terasa kembali pejuku membanjiri no noknya. “pak, Mita lemes banget pak, baru sampe apartment udah dien tot lagi. bapak gak ada matinya ya”, katanya sambil tersenyum. “Ya udah kita mandi dan terus tidur, bangunnya baru cari makan ya”,jawabku sambil masuk ke kamar mandi. Dia berbaring saja di sofa sambil istirahat. Selesai aku mandi, giliran dia mandi. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang di lantai mezanin, aku berbaring disebelahnya. tak lama kemudian aku tertidur.

Ketika terbangun, sudah ampir subuh. Rupanya kelelahan mendera kami berdua sehingga kami pulas tertidur tanpa makan malam. Sekarang perut berdangdut ria. Karena cuma ada mi instan dan sereal, aku menawarkan keduanya pada Mita. Mita memilih sereal dan aku buat mi instan. Kami menyantap santapan subuh sembari masi bertelanjang bulat. Selesai mengisi perut, kami kembali ke ranjang. aku memeluk dan menciumnya, Mita membalas ciumanku dengan hangat sehingga akhirnya kami saling meraba. Itu semua membuat kon tolku mengeras lagi. Dia kupeluk, meremas2 toketnya sambil mencium bibirnya dengan gemasnya. pentilnya kuplintir2nya pelan, napsunya segera saja berkobar, pentilnya segera mengeras. Dia tidak tinggal diam, kon tolku yang sudah ngaceng keras sekali dikocok2. “Mita isep ya pak “, katanya sambil mengubah posisi mendekati kon tolku. Kepala kon tolku dijilati kemudian pelan2 dimasukkan ke mulutnya. kon tolku dikulum2, dikeluar masukkan di mulutnya. “Enak Mit”, erangku. Kemudian aku menarik dia kembali kepelukannya. Bibirnya kembali kulumat, dia membalas lumatanku, sementara aku terus saja meremas2 toketnya. Tanganku kemudian mengarah kebawah, it ilnya menjadi sasaran berikutnya. “Akh pak, enak”, erangnya. Aku menciumi lehernya, terus kebawah mengemut pentilnya bergantian, dia terus mengerang keenakan. Ciumanku terus mengarah kebawah, berhenti di pusernya sehingga dia menggelinjang kegelian, “Geli pak , nakal ih pagi2”, katanya manja. Akhirnya sampailah ciumanku pada sasaran sesungguhnya, no nok dan it ilnya. Jilatanku segera menyerbu it ilnya. Dia sudah mengangkang selebar2nya supaya aku mudah menjilati it ilnya. Aku meletakkan bantal dibawah pinggulnya. “Buat apa pak, kan kon tol bapak panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget”, tanyanya. Aku tidak menjawab, terus saja menjilati it ilnya yang makin terexpose karena ganjelan bantal itu. Dia jadi tau kenapa aku mengganjal pantatnya dengan bantal, supaya aku mudah menjilati it ilnya. Jilatanku berubah menjadi emutan, it ilnya kuemut2nya pelan. Dia menjadi makin blingsatan. “Akh pak , Mita udah pengen dien tot, pak .Masukin dong kon tol bapak “, erangnya.

Aku menghentikan emutanku, dia kunaiki dan kuarahkan kon tolku ke no noknya. Aku menggosok2kan kepala kon tolku di no noknya yang sudah basah banget, “Ayo dong pak, tancepin aja semuanya”, erangnya gak sabar. Dia makin menggelinjang karena gosokan kon tolku itu. Pelan2 kumasukkan kon tolku ke no noknya. Aku menekan kon tolku masuk sedikit2 demi sedikit. Karena ganjalan bantal, kon tolku jadi lebih mudah nancep. “Akh, ssh, enak banget pak , tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok”, katanya. aku mulai mengenjotkan kon tolku keluar masuk pelan sehingga sedikit demi sedikit kon tolku nancep makin dalem aja. Enjotan makin kupercepat dan dengan sekali hentak kon tol kutancepkan semuanya ke no noknya, “Akh enak banget pak”, erangnya. Aku terus saja mengenjotkan kon tolku dengan keras dan cepat, “Enak pak, terus pak, yang cepet, Mita udah mau nyampe pak “, erangnya terengah2. Tau dia udah mau nyampe, aku mempercepat enjotan kon tolku, setiap enjotan lengsung menancapkan kon tolku dalam2 di no noknya. Pantatnya menggeliat2 tidak teratur saking nikmatnya. Akhirnya dia sampe juga. Kakinya segera membelit kakiku, dia memeluk punggungku, “pak, Mita nyampe, akh, ssh, enak banget pak”, jeritnya keenakan.

Aku terus saja mengenjotkan kon tolku keluar masuk setelah dia meletakkan kakinya diatas ranjang lagi, rasa nikmat membuatnya terkapar, napasnya tersengal2. Aku tidak peduli dengan kondisinya, tetap saja kon tol kuenjotkan dengan cepat dan keras. Sebentar kemudian napsunya sudah bangkit lagi, dia mulai menggeliat2kan pantatnya. “Mit ganti posisi yuk”, kataku sambil mencabut kon tolku dari no noknya. Dia kusuruh nungging dipinggir ranjang. Aku berdiri dibelakangnya dan menancapkan kon tolku dino noknya. Sekali sodok, kon tolku sudah nancep sampe pangkalnya. Sambil berdiri aku mengenjot no noknya. kon tolku bergerak keluar masuk no noknya dengan cepat dan keras. karena aku berdiri, tenaga enjotanku menjadi lebih besar. “Akh pak, enak banget, enjotan kon tol bapak terasa banget keluar masuk no nok Mita, terus pak, ssh”, erangnya. Aku mempercepat enjotan kon tolku, “Mit, aku udah mau ngecret Mit”, kataku. “Iya pak , Mita udah mau nyampe lagi, barengan ya pak”, jawabnya. Aku mengenjotkan kon tolku dalem2 dengan keras, “Mit, aku ngecret, akh, ssh”, erangnya. Diapun mengejang karena nyampe lagi, “pak, Mita juga nyampe pak , akh nikmat banget pak ,” jeritnya. Aku menelungkup diatas punggungnya sehingga dia rebah keranjang. kon tolku tercabut dari no noknya. Aku berguling dan berbaring disebelahnya yang masih nelungkup. “pak, nikmat banget deh enjotannya kalo bapak ngenjotnya sambil berdiri”, katanya. Aku hanya tersenyum. Aku bangun ke kamar mandi, pipis. aku mengambil air, kuminum habis segelas, aku mengisinya lagi dan kuberikan kepadanya yang masih terkapar kelelahan. “Mit, kamu lagi subur gak?” “Napa pak, takut Mita hamil ya. Mita lagi subur pak, makanya napsu Mita jadi besar. Kalo lagi subur lebi nikmat dien totnya pak”. “Kalo lagi subur, minum obat ini ya”. “Mita punya kok pak obatnya. Cowok Mita kalo ngen totin Mita kan selalu ngecret didalem. Kalo bapak mau, Mita mau kok pak hamilin anak dari bapak”. Aku terharu mendengar ucapannya, pipinya kucium mesra. Setelah istirahat dan mandi, aku siap2 untuk sekalian mengantarkannya pulang kerumah. “pak , kapan Mita dien tot lagi”, rengeknya. “Nanti kalo ada kesempatan lagi, aku anter kamu pulang, kamu ganti pakean trus ikut aku ke kantor, mau gak”. “Mau, tapi bapak tunggu sebentar ya, Mita mandi dulu”, jawabnya.,,,,,,,,,,,,,,,

MONA4D

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account